Kamis, 14 April 2011

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Beberapa contoh penderitaan yang pernah di alami bangsa indonesia adalah pada masa penjajahan oleh tentara jepang.jepang sendiri menjajah bangsa kita hanya kurang lebih 3,5 tahun tetapi dampak penderitaan yang di rasakan oleh rakyat pada masa itu melebihi penderitaan yang di alami pada masa penjajahan oleh tentara belanda

Jepang merampas hasil pertanian rakyat, seperti padi dan jagung untuk persediaan makanan pasukan Jepang. Akibatnya, rakyat tidak punya cukup makanan dan kelaparan. Karena kurang gizi rakyat mudah terserang penyakit. Berbagai penyakit, seperti tipes, kolera, beri-beri dan malaria merajalela dimana-mana. Obat-obatan sulit didapatkan. Banyak rakyat Indonesia terpaksa memakai pakaian dari karung goni, karet lempengan, atau bahkan dari dau rumbia. Karena penderitaan itu.
Jepang juga memanfaatkan para rakyat untuk diperas tenaganya bagi keperluan Jepang. Para pekerja paksa pada zaman Jepang disebut Romusha. Jepang mengerahkan rakyat Indonesia khususnya para pemuda untuk membangun prasarana perang, seperti : kubu-kubu, jalan raya, Bandar udara, benteng, jembatan, dan sarana perang lainya.
Para Romusha harus bekerja berat dalam bahaya serangan sekutu yang selalu mengancam. Tenaga mereka diperas secara berlebihan, sementara makanan tidak diperhatikan. Meraka tinggal dalam barak-barak yang kotor dan tidak sehat. Banyak Romusha mati Karena kelapran, kecapaian, terkena serangan sekutu, atau karena terserang penyakit.

Selain Romusha, banyak barisan dibentuk untuk kepentingan Jepang, seperti :
  • Seinendan ( barisan pemuda )
  • Keibodan ( barisan pembantu polisi )
  • Fujinkai ( barisan wanita )
  • Suishintai ( barisan pelopor )
  • Jibakutai ( barisan berani mati)
  • Gakutotai ( barisan pelajar)
  • Peta ( Pembela tanah air )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar